pentingnya pendidikan privasi online bagi anak anak : mengajarkan etika digital sejak dini
Anak Anak merupakan salah satu kelompok besar pengguna internet, interaksi anak dengan internet semakin besar dan hal itu membuatĀ
pendidikan tentang privasi online merupakan bagian ter- penting dari pembentukan anak anak dalam era digital ini karena Berdasarkan survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI, 2020) terdapat sekitar 71,3% anak usia sekolah memiliki gadget dan memainkan gadget mereka dalam kurun waktu yang cukup lama dalam sehari, dan sebanyak 55% diantaranya menghabiskan waktu bermain ponsel tersebut dengan game online maupun offline, tanpa mereka sadari, teknologi yang mereka gunakan telah mengumpulkan data data mereka, karena itu perlu nya pemahaman tentang privasi online, dan etika digital menjadi kunci untuk melindungi mereka dari berbagai resiko yang ada di dunia Maya
Pendidikan privasi online memberikan anak-anak pemahaman tentang pentingnya menjaga privasi mereka sendiri di dunia digital. Anak-anak perlu menyadari bahwa informasi pribadi mereka seperti nama, alamat, atau foto dapat disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab jika dibagikan secara sembarangan di internet. laporan dari UNICEF tahun 2017 mencatat 5 juta profil dan akun anak di dunia digital telah dicuri menggunakan pencurian berbasis online. Dengan memahami konsep privasi dan pentingnya melindungi informasi pribadi mereka, anak-anak dapat menjadi lebih waspada dalam berinteraksi online.
Selain itu, pendidikan privasi online juga mengajarkan anak-anak tentang etika digital yang baik. Mereka diajarkan untuk menghormati privasi orang lain dengan tidak membagikan informasi pribadi atau foto teman mereka tanpa izin. Selain itu, anak-anak juga diajarkan untuk berperilaku secara baik dan bertanggung jawab saat menggunakan internet, termasuk dalam hal berkomunikasi dengan orang lain dan mengonsumsi konten online.
Pentingnya mengajarkan etika digital sejak dini juga terkait dengan mencegah perilaku cyberbullying dan pelecehan online, karena dari hasil riset Center for Digital Society pada tahun 2021, dari 3.077 siswa SMP dan SMA, sebanyak 45,35 persen siswa pernah menjadi korban dan 38,41 persen siswa pernah melakukan cyber bullying. Dengan memahami konsep etika digital, anak-anak dapat mengembangkan sikap yang positif dan empati terhadap orang lain, serta menyadari bahwa tindakan online mereka memiliki konsekuensi yang nyata bagi orang lain.
Pendidikan privasi online bagi anak-anak bukan hanya tentang melindungi mereka dari risiko-risiko di dunia maya, tetapi juga tentang membentuk mereka menjadi pengguna internet yang bertanggung jawab dan beretika. Dengan mengajarkan etika digital sejak dini, kita dapat membantu menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan positif bagi anak-anak di masa depan.